Jumat, 27 Mei 2016

Budidaya Buah Naga
Sumber Gambar: Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika

Buah naga atau dragon fruit, juga dikenal sebagai apel kaktus,pitaya dan pitahaya. Tanaman ini termasuk dalam keluarga kaktus (Cactaceae) yang berasal dari kawasan Meksiko, Amerika.

Secara umum ada empat jenis buah naga yang dibudidayakan,yaitu :
1. Kulit merah, daging buah putih (Hylocereus undatus)
2. Kulit merah, daging buah merah (Hylocereus polyrhizus)
3. Kulit merah, daging buah super merah (Hylocereus costaricensis)
4. Kulit kuning, daging buah putih (Selenicereus megalanthus)

Dari keempat jenis tersebut, yang paling banyak dibudidayakan secara komersial adalah yang berkulit merah, daging buah merah dan kulit merah, daging buah putih.

Buah naga memiliki rasa yang enak, manis, sedikit asam,dapat dikonsumsi sebagai buah segar, maupun diolah, serta sebagai campuran makanan dan minuman lainnya. Secara umum, kandungan nutrisi dari 100 gr buah naga adalah : air 80-90%, karbohidrat 11,50 gr, protein 0,53 gr, lemak 0,40 gr, serat 0,71 gr, calsium 134,50 mg, fosfor 8,70 mg, vitamin C 9,40 mg. Untuk jenis yang berdaging buah merah, mengandung beta carotene, anthocyanin yang berfungsi sebagai antioksidan.

Manfaat buah naga sangat banyak, seperti penyeimbang kadar gula darah, membersihkan darah, menguatkan ginjal, menyehatkan lever, menguatkan daya kerja otak, meningkatkan ketajaman mata, mengurangi panas dalam, menstabilkan tekanan darah, mengurangi keputihan, mengurangi kolesterol, mencegah kanker usus, memperlancar faces (BAB), serta untuk perawatan kecantikan.

Tanaman buah naga ini tumbuh merambat dengan batang berbentuk segi tiga dan pada bagian pinggirnya terdapat duri-duri. Tanaman ini dapat tumbuh baik di daerah kering dan berpasir, namun lebih disukai pada tanah dengan kandungan bahan organik cukup tinggi. Tanaman buah naga menghendaki suhu rata-rata 20-300C, dengan suhu maksimum adalah 38-400C, serta curah hujan 500-1500 mm/tahun. Daerah yang berada di ketinggian hingga 800 m di atas permukaan laut, dengan penyinaran matahari yang cukup, sangat cocok untuk budidaya buah naga. Tanah harus beraerase baik serta derajat keasamaan (pH) 6,5-7.

Tanaman buah naga dapat diperbanyak dengan biji atau stek. Tanaman yang berasal dari biji, umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat berproduksi. Teknik perbanyakan dengan stek lebih umum dipilih oleh petani. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan dan waktu untuk dapat berproduksinya relatif lebih cepat. Stek dapat diperoleh dari cabang-cabang tanaman yang lebih tua, sehat, berwarna hijau tua. Potongan stek dengan panjang 20-30 cm terlebih dahulu disemai pada bedeng perbenihan atau pada polibag yang telah berisi media tumbuh. Perawatan seperti pemupukan, penyiraman, serta pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan agar diperoleh benih yang sehat. Setelah benih mempunyai perakaran yang kuat dan tunas telah tumbuh dengan baik (tinggi ± 50 cm), benih sudah dapat ditanam di kebun.

Tanaman buah naga membutuhkan tiang sebagai media panjatnya. Tiang yang digunakan harus kuat dan tahan lama, dapat berupa tanaman hidup (seperti kedondong pagar), kayu yang sangat keras (kayu ulin/kayu besi), serta dari beton. Pada pertanaman buah naga komersial, tiang beton dengan ukuran 10 cm x 10 cm, tinggi sekitar 22,5 m sudah dapat digunakan. Tiang panjatan ditanamkan sedalam ± 50 cm. Pada bagian atas atau ujung tiang, dipasang suatu lingkaran dengan diameter 40 – 50cm, dapat terbuat dari besi yang berfungsi untuk menahan cabang-cabang.

Jarak tanam yang digunakan 2 – 3 m x 2,5 – 4 m. Untuk penanaman dengan sistem tunggal, pada setiap tiang ditanamkan 4 batang benih. Sedangkan untuk sistem penanaman jarak rapat (double row), di antara tiang (dalam barisan), dapat ditanamkan dua baris tanaman dengan jarak 30 cm. Dalam sistem ini, pada bagian atas dari tiang panjatan, perlu dipasang 2 buah besi yang dihubungkan dengan tiang lainnya. Pada lubang tanam, terlebih dahulu diberi pupuk kandang sebanyak 10 – 15 kg. Apabila pH tanah di bawah 6,5 perlu ditambahkan dolomit.
Perawatan dan pengelolaan tanaman perlu dilakukan dengan baik, seperti pemupukan, pengairan, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit.

Pemupukan sebainya dilakukan berdasarkan kondisi kesuburan tanah, umur, serta fase perkembangan tanaman. Selama fase vegetatif, dapat diberikan pupuk NPK (15:15:15) sebanyak 50 – 100 gr per tiang (4 tanaman), dengan interval 4 – 5 minggu. Setelah tanaman mulai berbunga, dilakukan penambahan pupuk dengan kandungan P dan K yang lebih tinggi, serta unsur mikro. Pemberian pupuk kandang dapat dilakukan dengan interval 4 – 6 bulan, sebanyak 10 – 15 kg per tiang.

Hama yang sering menyerang tanaman buah naga antara lain kutu sisik (Pseudococcus sp.), kutu perisai Aonidiella aurantii (Maskell), semut merah dan aphid. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida kontak ataupun sistemik.

Penyakit yang banyak ditemukan pada tanaman buah naga adalah penyakit busuk batang yang disebabkan oleh cendawan Fusarium spp, Sclerotium sp, Antraknose, dan lain-lain. Bercak pada batang yang disebabkan cendawan Collelotrichum sp juga sering ditemukan. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan penggunaan fungisida dan bakterisida.

Sebagian tanaman buah naga yang terserang busuk batang sering didahului oleh perkembangan populasi kutu sisik yang cukup banyak pada bagian batang tanaman. Hama lain yang juga dapat memicu timbulnya penyakit busuk batang adalah semut merah Formica ruva.

Tanaman buah naga memasuk fase generatif pada umur 8 – 10 bulan, ditandai dengan munculnya kuncup bunga pada percabangan. Dari kuncup bunga yang baru muncul bunga hingga mekar,membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Untuk meningkatkan produktivitas tanaman (terutama bagi jenis yang mempunyai kepala putik relatif panjang), sangat dianjurkan membantu penyerbukannya pada saat bunga mekar (malam hari). Dari bunga mekar hingga buah masak (panen) membutuhkan waktu sekitar satu bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar