Cara
Budidaya Tanaman Kedelai
Pemanfaatan lahan sawah beririgasi teknis
sampai saat ini masih belum optimal, sebagian masih memiliki pola tanam padi
padi bera, dengan demikian indeks perta-naman masih dibawah 300.Sebagian
terdapat yang memanfaatkannya dengan pola tanam padi padi padi. Pola tanam yang
demikian sangat membahayakan bagi per-kembangan hama dan penyakit tanaman,
karena tidak terputusnya siklus hidup OPT padi. Oleh sebab itu sangat
dianjurkan pada lahan sawah beririgasi teknis meng-gunakan pula tanam padi padi
palawija atau sayuran da-taran rendah.Salah satu tanaman palawija yang
dianjurkan adalah kedelai, sehingga pola tanamnya menjadi padi padi kedelai.
Kedelai dianjurkan, sebab dapat diperoleh beberapa
keuntungan, yaitu :
a. Dapat meningkatkan pendapatan petani.
b. Menambah kesempatan kerja bagi buruh tani.
c. Mengurangi import kedelai.
d. Menambah kesuburan tanah.
e. Dapat memutuskan siklus hama dan penyakit padi.
Penguasaan teknik bercocok tanam kedelai
perlu dikuasai oleh para petani, leaflet ini dimaksudkan untuk dapat
meningkatkan pengetahuan petani mengenai budi-daya kedelai.
Sumber. Dokumen PPL Desa Tohpati
Varietas dan Benih
Varietas kedelai yang dianjurkan untuk
lahan bekas tanaman padi adalah varietas yang berumur genjah (kurang dari 80
hari) dan berumur sedang (81 89 hari). Tiga belas varietas yang dianjurkan,
yaitu : Lokon, Guntur, Tidar, Wilis, Kerinci, Merbabu, Raung, Rinjani,
Lompo-batang, Lawu, Tengger, Dieng dan Jayawijaya. Sedangkan varietas local
yang dianjurkan antara lain : Gajah, Slawi, TK-5, Loka Brebes dan Lumajang
Brewok.
Hal yang perlu diperhatikan secara khusus untuk
mendapatkan benih bermutu tinggi adalah sortasi dan penyimpanan benih.Biji
terpilih adalah yang sehat, utuh/ bernas dan memiliki daya tumbuh tinggi.
Syarat-syarat benih bermutu, yaitu:
a. Murni dan diketahui nama varietasnya.
b. Berdaya kecambah tinggi, yaitu 80 % atau lebih.
c. Memiliki vigor yang baik : tumbuh cepat dan
serempak, kecambahnya sehat.
d. Bersih, tidak tercampur dengan biji rumput, kotoran
dan biji tanaman lainnya.
e. Sehat, tidak menularkan penyakit, serta tidak
terinfeksi cendawan yang menyebabkan busuk.
f. Bernas, tidak keriput dan utuh serta kering.
Keperluan benih per hektarberkisar antara 30 - 50 kg,
tergantung pada :
a. Jarak tanam yang digunakan.
b. Ukuran biji ( berat 100 biji)
c. Daya tumbuh benih.
Pengolahan Tanah
Pada umumnya bertanam kedelai di lahan
sawah bekas padi sawah dilakukan tanpa pengolahan tanah.Pengolahan tanah,
selain kurang berguna, juga meng-akibatkan penambahan biaya, waktu tanam
kedelai ter-lambat dan tanah menjadi kering. Beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu :
a. Bila tanah terlalu
becek, buat saluran drainase dengan jarak bedengan 3 - 4 m dan panjang
disesuaikan dengan petakan, lebar 50 cm, dengan kedalaman antara 30 - 40 cm.
b. Untuk menekan gulma
dan mempertahankan kelembaban, gunakan mulsa (penutup tanah) dari jerami yang
dipotong.
Inokulasi Rhizobium
Untuk lahan sawah yang baru pertama kali ditanami
kedelai, sebaiknya dilakukan inokulasi Rhizobium, dengan tujuan untuk
menumbuhkan bintil pada akar kedelai yang dapat mengikat unsur N dari
udara.Caranya :
a. Ambil
tanah bekas pertanaman kedelai.
b.
Keringkan dan tumbuk sampai halus.
c. Benih
kedelai yang akan ditanam dibasahi dulu.
d. Campurkan tanah halus
tersebut dengan benih yang sudah dibasahi, dengan takaran 1 kg tanah untuk 10
kg benih, aduk sampai merata.
Saat ini ada Inokulum Rhizobium yang sudah jadi, dijual dipasaran,
yang disebut legin, campurkan benih kedelai yang sudah dibasahi dengan 7,5 gram
legin/1kg benih.
Penanaman
Sebaiknya penamanan dengan cara ditugal, dengan urutan
sebagai berikut :
a. Tanah
ditugal di dekat tunggul jerami atau diantaranya.
b. Letakan
benih 2 - 3 biji pada lubang tugalan dan tutup dengan tanah atau abu sekam, abu
dapur.
c. Tutup
dengan mulsa jerami atau dibiarkan terbuka.
d.
Penyulaman dengan biji sebaiknya dilaksanakan 4 - 7 hari setelah tanam.
e. Jarak
tanam yang dapat digunakan : 25 X 25 Cm, 20 X 20 Cm, atau 30 X 15 cm.
Pemupukan
Waktu dan cara pemupukan, pupuk diberikan
tiga kali, yaitu :
a. Pupuk dasar :
diberikan pada saat tugal, dengan cara ditugalkan disamping tugalan biji,
dengan dosis sepertiga dari total dosis.
b. Pupuk susulan I : umur
25 hari setelah tanam, dosis sepertiganya dengan cara dienclo disamping
tanaman.
c. Pupuk susulan II : umur 40 - 45 hari setelah
tanam, dosis sepertiganya dengan cara dienclo disamping tanaman.
Apabila air tersedia pada musim kemarau, tanaman kedelai perlu
diairi, dengan cara membendung saluran drainase antar bedengan hingga air menggenangi
bedengan, kemudian dibuka lagi. Drainase penting, sebab tanaman kedelai tidak
tahan terhadap genangan air. Penggenangan dapat dilakukan tiap minggu, atau 5
kali pada umur 0, 14, 28, 42 dan 56 hari setelah tugal, atau 3 kali pada umur
0, 14 dan 28 hari setelah tugal.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan tergantung dari
ada/tidaknya dan banyaknya gulma (tanaman pengganggu), apabila diperlukan dapat
dilakukan 2 kali, yaitu pada 2 - 4 minggu setelah tanam dan kedua setelah
tanaman selesai berbunga.
Hama dan Penyakit
Hama tanaman kedelai umumnya banyak
menye-rang bagian batang tanaman muda, daun dan polong. Ham utama tanaman
kedelai setelah padi gadu yaitu tikus, ulat grayak dan hama penggerek polong.
a.
Pengendalian hama tanaman yang masih muda.
Hama yang biasa menyerang yaitu lalat
kacang atau lalat bibit.Lalat bibit meletakan telurnya pada keeping biji atau
daun muda, menetas dan menggerak batang. Penggunaan insektisida Larvin pada
benih dapat menekan serangan hama ini, dengan dosis 20 gram/kg benih.
b.
Pengendalian hama daun.
Hama daun terdiri dari berbagai jenis ulat,
terutama ulat grayak, aphis dan lalat putih.Pengamatan intensif disertai
pencegahan dini sangat diperlukan. Apabila tidak bisa diatasi dengan
pencegahan, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan Atabron 50 EC, Matador 25
EC, Bayrusil 250 EC dengan dosis 2 cc/liter air.
c.
Pengendalian hama polong.
Hama polong terdiri dari penggerek polong
dan pengisap polong.Pengendaliannya secara preventif dilakukan penyemprotan
insektisida pada satu minggu setelah berbunga, dan diulang setiap dua minggu
jika terdapat serangan, penyemprotan dihentikan dua minggu sebelum dipanen.
Insektisida yang dapat digunakan yaitu : Trebon50 EC, Tamaron 200 LC dan
Lannate dengan dosis 2 cc/liter air.
d. Pengendalian hama tikus
-
Sebelum tanam kedelai, yaitu menjelang panen padi, adakan gerakan
pengendalian tikus secara intensif dengan cara gropyokan dan emposan.
-
Lingkungan sekitar tanaman harus bersih, untuk meng- hindari tikus
bersarang.
-
Adakan pengemposan dan pengumpanan tikus terus menerus selama pertanaman
kedelai.
e.
Pengendalian penyakit
Untuk pengendalian penyakit karat daun dan
sclerotium, dapat digunakan fungsidida, seperti Dithane M-45 dengan dosisi 2
gram / liter air.Sedangkan penyakit-penyakit tanaman kedelai yang disebabkan
oleh bakteri dan virus masih sulit pengendaliannya, oleh sebab itu sebaiknya
dilakukan iradikasi (tanaman yang terserang dicabut dan dibakar) atau
memberantas serangga yang merupakan penularnya (vektor).
Panen dan Pasca
panen
Ciri tanaman kedelai yang siap dipanen
yaitu daun dan polong menguning. Panen dilakukan denga cara membabad pangkal
batang diatas permukaan tanah dengan sabit atau alat khusu lainnya. Berangkasan
dijemur sampai kering, setelah kering dipukul-pukul dengan alat pemukul, sampai
biji terpisah dari berangkasannya. Kemudian biji dibersihkan (ditampi),
selanjutnya dijemur sampai kering betul (kadar air mencapai sekitar 10 - 12 %).
Penjemuran harus menggunakan alas, agar kebersihan biji dapat terjamin. Pada
umumnya biji (ose) kedelai untuk konsumsi setelah kering disimpan (dikemas)
dalam karung, yang terbaik adalah karung goni