Rabu, 12 September 2018

Pengendalian Virus Belang (Peanut Mottle Virus) Pada Tanaman Kacang Tanah



Virus Belang Pada Tanaman Kacang Tanah
(Peanut Mottle Virus)

Organisme pengganggu utama pada tanaman kacang tanah salah satunya adalah Virus Belang (Peanut Mottle Virus)
Gambar. daun tampak belang-belang hijau tua

Gejala :
Gejala awal pada daun muda terlihat adanya bintik-bintik klorotik yang selanjutnya menjadi belang-belang melingkar berwarna hijau tua dikelilingi daerah yang lebih terang atau hijau kekuning-kuningan. Pada daun tua, daun berwarna hijau kekuning-kuningan dengan belang-belang berwarna hijau tua.
Penularan virus belang dapat ditularkan melalui beberapa cara yaitu :
a.       Secara mekanik : melalui gosokan cairan daun sakit ke daun tanaman sehat
b.      Serangga vector seperti Aphis craccivora, Aglycines dan Myzuz persicae
c.   Melalui biji-biji yang dihasilkan dari tanaman terinfeksi akan tumbuh menjadi tanaman sakit. 
Pengendalian :
a.       Menanam varietas tahan
b.      Menanam benih sehat / bermutu dengan kriteria :
-          Varietas sehat dan jelas
-          Bijinya bernas dan murni
-          Vigornya baik dan daya tumbuhnya tinggi
c.       Pengendalian serangga vector
d.      Sanitasi lingkungan

Pengendalian Hama Tikus

Mengendalikan Hama Tikus
Pendahuluan
         Hama tikus merupakan hama yang sering menyerang dan merusak tanaman padi sehingga perlu dilakukan pengendalian dengan cara Pengendalian Hama Tikus Terpadu (PHTT). Strategi PHTT dilaksanakan berdasarkan pemahaman ekologi tikus, dilakukan secara dini, intensif dan terus menerus (berkelanjutan) dengan memanfaatkan berbagai teknologi pengendalian yang sesuai dan tepat waktu. Disamping itu kegiatan pengendalian diprioritaskan pada waktu sebelum tanam (pengenalian dini), untuk menurunkan populasi tikus serendah mungkin sebelum terjadi perkembangbiakan tikus yang cepat pada stadium generataif padi; dan pelaksanaan pengenalian dilkukan oleh petani secara bersama-sama (berkelompok) dan terkoordinasi dalam cakupan skala luas (hamparan).
                                      Sumber. Dokumentasi (Wilayah Subak Tohpati)
                                                     PPL Desa Tohpati

Cara Mengendalikan Hama Tikus
Setidaknya ada sembilan cara pengendalian hama tikus sawah:
  1. Tanam dan panen serempak. Dalam satu hamparan, diusahakan selisih waktu tanam dan panen tidak lebih dari 2 minggu. Hal tersebut untuk membatasi tersedianya pakan padi generatif, sehingga tidak terjadi perkembangbiakan tikus yang terus menerus.
  2. Sanitasi habitat. Dilakukan selama musim tanam padi, yaitu dengan caramembersihkan gulma dan semak-semak pada habitat utama tikus yang meliputi tanggul irigasi, jalan sawah, batas perkampungan, pematang, parit, saluran irigasi, dll. Juga dilakukan minimalisasi ukuran pematang (tinggi dan lebat pematang) kurang 30 cm agar tidak digunakan sebagai tempat bersarang.
  3. Gerakan bersama (gropyokan massal). Gerakan ini dilakukan serentak pada awal tanam melibatkan seluruh petani. Gunakan berbagai cara untuk menangkap/membunuh tikus seperti penggalian sarang, pemukulan, penjeratan, pengoboran malam, perburuan dengan anjing, dan sebagainya.
  4. Fumugasi/pengemposan. Fumigasi dapat efektif membunuh tikus dewasa beserta anak-anaknya di dalam sarang. Agar tikus mati, tutuplah lubang tikus dengan lumpur setelah difumigasi dan sarang tidak perlu dibongkar. Lakukan fumigasi selama masih dijumpai sarang tikus terutama pada stadium generatif padi.
  5. Trap Barrier System (TBS). TBS dengan tanaman perangkap diterapkan terutama di daerah endemik tikus dengan pola tanam serempak. TBS berukuran 20 x 20 m dapat mengamankan tanaman padi dari serangan tikus seluas 15 ha.
  6. Linier Trap Barrier System (LTBS). LTBS berupa bentangan pagar plastik/terpal setinggi 60 cm, ditegakkan dengan ajir bambu setiap jarak 1 m, dilengkapi bubu perangkap setiap jarak 20 m dengan pintu masuk tikus berselang-seling arah. LTBS dipasang di daerah perbatasan habitat tikus atau pada saat ada migrasi tikus. Pemasangan dipindahkan setelah tidak ada lagi tangkapan tikus atau sekurang-kurangnya di pasang selama 3 malam.
  7. Memanfaatan musuh alami. Cara termudah ini adalah dengan tidak mengganggu atau membunuh musuh alami tikus sawah, khususnya pemangsa, seperti burung hantu, burung elang, kucing, anjing, ular tikus, dan lain-lain.
  8. Rodentisida, yang merupakan cara kedelapan ini, digunakan hanya apabila populasi tikus sangat tinggi terutama pada saat bera atau awal tanam. Penggunaan rodentisida harus sesuai dosis anjuran. Umpan ditempatkan di habitat utama tikus, seperti tanggul irigasi, jalan sawah, pematang besar, atau tepi perkampungan.
  9. Cara pengendalian lokal lainnya dengan memanfaatkan cara pengendalian tikus yang biasa digunakan petani setempat, seperti penggenangan sarang tikus, penjaringan, pemerangkapan, bunyi-bunyian, dan cara-cara lainnya.
 Kendala Mengendalikan HamaTikus
1.      Tikus sangat cepat berkembang biak
2.      Tikus bersembunyi di dalam lubang
3.      Adanya tanam padi yang tanam tidak serempak
4.      Kurang kompaknya petani dalam pengendalian tikus

Kunci Keberhasilan Mengendalikan Hama Tikus
1.      Adanya keyakinan dari petani bahwa mengendalikan tikus sangat perlu dalam meningkatkan hasil produksi.
2.      Adanya komitmen bersama petani untuk mengendalikan tikus secara serentak agar tikus tidak berpindah tempat
3.      .Perlunya tanam padi secara serempak agar dapat memutus persediaan makanannya
Informasi harus dicari sebanyak banyaknya tentang mengendalikan tikus.

Budidaya Tanaman Jagung


BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG


BENIH
       Gunakan benih yang berlabel dengan daya kecambah 90% kebutuhan benih jagung untuk 1 hektar lahan adalah 20 kg

PERSIAPAN LAHAN
-          Lahan tempat pertanaman harus bersih dari sisa tanaman pengganggu.
-          Tanah di bajak dengan kedalaman 15-20 cm.
-   Gemburkan dan ratakan atau tanpa olah tanah TOT pada tanah bertekstur gembur atau pengolahan tanah ringan (Minimum tillage).

PENANAMAN
1.      Buat lubang tanam dengan tugal sedalam 5 cm
2.      Jarak tanam 75 cm-40 cm (2 tanam/ lubang). Kebutuhan benih 20 kg/hekter
3.      Masukkan benih dalam lubang tanam dan tutup dengan tanah atau pupuk kandang
                                          Sumber : Dokumentasi (Wilayah Subak Tohpati)
                                                          PPL Desa Tohpati

PEMUPUKAN

1.      Takaran pupuk 300 kg urea/ha + 200 kg Phonska/ha dicampur
pertama saat tanam dengan dosis 100 Kg Urea/ha + 200 Kg/ha phonska merata sebelum diaplikasikan yang dilakukan pada 7-10 hari setelah tanam (hst). Pupuk
diberikan dalam lubang yang dibuat dengan tugal dengan jarak 7-10 cm di samping tanaman
dan ditutup dengan tanah untuk mengurangi penguapan akibat suhu tinggi pada siang hari.
2.      Pemupukan kedua diberikan 30 HST, yaitu memberikan 100 Kg Urea/ha pada 28-30 hst diberikan dalam lubang dengan cara di tugal (10-15 cm di samping tanaman) dan ditutup dengan tanah.
3.      Pemberian pupuk III pada 40-45 hst dengan takaran  100 kg urea/ha diberikan dalam
Lubang dengan cara di tugal (10-15 cm di samping tanaman) dan ditutup dengan tanah.

PENYIANGAN
1.      Penyiangan I dilakukan pada 20 - 25 hst (sebelum pemupukan II)  dengan
Menggunakan herbisida kontak dengan takaran 4 liter/ha, disemprotkan di antar barisan
tanaman  agar tanaman terhindar dari percikan herbisida.
2.      Sedang penyiangan II dilakukan
pada  30 – 35 hst sebelum pemupukan III, penyiangan dilakukan dengan menggunakan
herbisida kontak. Penyemprotan dilakukan antar-barisan tanaman, kemudian dilakukan
pembubunan pada sekitar baris tanaman yang sekaligus dapat mematikan gulma yang tidak
terkena herbisida.  Penyiangan dengan herbisida menghemat tenagadan waktu, sehingga
penyiangan dapat diselesaikan lebih cepat untuk menghemat biaya dan tenaga kerja.
(3-5 butir), untuk

PENCABUTAN TANAMAN MENYIMPANG (ROGUING) 
1.      Roguing I dilaksanakan pada umur 2 minggu dengan membuang tanaman yang
Menyimpang dari yang dikehendaki, demikian pula tanaman kultur.
Untuk mempertahankan kualitas genetis, dilakukan roguing terhadap tanaman dari
bunga yang menyimpang dari yang seharusnya dengan cara memotong bunga betina dan
jantan serta pemotongan dan pencabutan tanaman yang menyimpang ataupun tanaman
yang kurang sehat/sempurna.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
1.      Penyakit Bulai adalah penyakit utama pada tanaman jagung yang disebabkan oleh jamur Sclerospora Maydis
Pengendalian penyakit Bulai dilakukan dengan perlakuan benih 7 kg benih di campur dengan 2 gr Ridomil atau Soromil yang dilarutkan 7,5-10 ml air
2.      Hama Penggerek dikendalian dengan pemberian insektisida Furadan 3G, melalui pucuk tanaman (3-4 butir / tanaman)
3.      Untuk hama tikus pengendaliannya dengan memberikan racun tikus (klerat) pada
daerah yang sering dilewati tikus pada pertanaman jagung.

PEMBERIAN AIR
             Khusus pertanaman pada musim kemarau, pada saat sebelum tanam, 15 hari setelah tanam (hst), 30 hst, 45 hst, 60 hst dan 75 hst (6 kali pemberian air). Sumber air dapat dari irigasi permukaan atau tanah dangkal (sumur) dengan pompa.
                                      Sumber. Dukumentasi PPL Desa Tohpati

Pemanfaatamn Lahan Pekarangan


Cara Memanfaatkan Lahan Pekarangan

          Pekarangan adalah sebidang tanah darat yang terletak langsung di sekitar rumah tinggal dan jelas batas-batasnya, karena letaknya di sekitar rumah, maka pekarangan merupakan lahan yang mudah diusahakan oleh seluruh anggota keluarga dengan memanfaatkan waktu luang yang tersedia. Pemanfaatan pekarangan yang baik dapat mendatangkan berbagai manfaat antara lain:
1.      Sumber pangan, sandang dan papan penghuni rumah
2.      Sumber plasma nutfah dan ragam jenis biologi,
3.      Lingkungan hidup bagi berbagai jenis satwa,
4.      Pengendali iklim sekitar rumah dan tempat untuk kenyamanan,
5.      Penyerap karbondioksida dan penghasil oksigen,
6.      Tempat resapan air hujan dan air limbah keluarga ke dalam tanah,
7.      Melindungi tanah dari kerusakan erosi
8.      Tempat pendidikan bagi anggota keluarga
                                           Sumber: Dokumentasi (KWT Lunjung Sari)
                                                          PPL Desa Tohpati 
         
          Tujuan dari pemanfaatan pekarangan adalah untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga, menumbuhkan kesadaran keluarga agar mengenali dan mengetahui sumber-sumber pangan yang ada disekitar kita, menumbuhkan kesadaran keluarga agar mau dan mampu memanfaatkan bahan pekarangan menjadi sumber pangan dan gizi keluarga.
          Pekarangan kalau ditanami dengan berbagai jenis tanaman dan tumbuhan serta pemeliharaan ternak dan ikan sangat banyak manfaatnya karena pekarangan dapat menghasilkan berbagai bahan pangan yang bergizi tinggi, seperti sayuran, buah-buahan, ternak kecil, unggas dan ikan, disamping itu kalau pekarangan diusahakan dengan baik dapat sebagai sumber pendapatan/tabungan keluarga karena hasil pekarangan bukan hanya untuk dikomsumsi tetapi juga dapat dijual sebagai sumber pendapatan keluarga dan kalau ditata dengan baik dapat sebagai penambah keindahan rumah.

Manfaat Menanam Sayuran di Pekarangan
Untuk memenuhi kebutuhan sayuran sehari-hari, dapat diperoleh dengan membeli sayur di pasar maupun mengusahakan sendiri di lahan pekarangan. Bagi keluarga kecil dengan 3 anak, kebutuhan sayuran sehari-hari dapat dipenuhi dengan memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk ditanami sayuran. Berbagai jenis sayuran dapat tumbuh dipekarangan seperti kangkung, bayam, cabe, oyong dan dan lain-lain.
Manfaat menanam sayuran di lahan pekarangan :
1.      Memenuhi gizi keluarga
Kecukupan gizi keluarga dapat dipenuhi dari pekarangan rumah. Berbagai jenis sayuran bisa sebagai sumber protein nabati, vitamin dan mineral yang baik bagi keluarga. Jika halamannya cukup luas, pekarangan dapat dilengkapi dengan kolam ikan atau hewan ternak sebagai sumber protein hewani. Untuk memenuhi kecukupan gizi tidak harus dengan biaya tinggi, menanam sayuran di pekarangan adalah cara mudah dan murah bisa dilakukan untuk menghasilkan bahan pangan bergizi. Apabila sekarang pekarangan yang kosong ditanami dengan tanaman bermanfaat maka gerakan pemanfaatan pekarangan untuk memperkuat sumber gizi keluarga akan berhasil.
2.      Memelihara kesehatan
Tanaman sayuran banyak mengandung vitamin dan mineral yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Setiap jenis sayuran mengandung vitamin, mineral dan antioksidan yang berbeda sehingga kegunaannya dan khasiatnya juga berbeda. Ditanamnya sayuran di pekarangan sangat dianjurkan, sehingga dapat mempermudah apabila sewaktu-waktu diperlukan.
3.      Sumber penghasilan sampingan
Sayuran yang ditanam di pekarangan selain dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dapat dijual setidak tidaknya di sekitar lingkungan sendiri. Hasil penjualan sayuran dari lingkungan sendiri. Hasil penjualan sayuran dari pekarangan lambat laun dapat dijadikan sebagai penghasilan sampingan keluarga.
4.      Memperindah lingkungan
Dengan penataan tanaman sayuran di halaman dengan baik, akan dihasilkan lingkungan yang asri, indah dipandang mata, mendatangkan kenyamanan dan kondisi lingkungan yang indah bagi penghuninya.
                                          Sumber. dokumentasi (KWT Lunjung Sari)
                                                        PPL Desa Tohpati

Berbagai Jenis Sayuran yang dibutuhkan oleh Manusia
yang dapat ditanam di Pekarangan

Dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.      Sayuran daun. Yang termasuk sayuran daun antara lain bayam, kangkung, sawi, kemangi, katuk dan lain-lain.
2.      Sayuran buah. Berbagai contoh sayuran buah antara lain. Tomat, cabe, terong, timun dan lain-lain.
3.      Sayuran umbi seperti, bawang, kentang, wortel, bit dan lain-lain

Fungsi dan Manfaat Sayuran
Dalam komposisi pangan fungsi sayuran sangat banyak antara lain :
1.      Setiap hari manusia membutuhkan makanan untuk kebutuhan hidupnya. Berbagai jenis makanan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi, seperti sumber karbohidrat diperoleh antara lain dari nasi, roti, kentang, sagu, jagung dan lain-lain tergantung kebiasaan setiap daerah untuk mengkonsumsinya. Sumber protein bisa diperoleh dari nabati seperti tempe, tahu dll maupun dari hewani seperti telur, daging sapi, daging ayam dll. Sumber lemak dapat diperoleh dari susu, daging sapi, daging ayam dll, serta sumber vitamin dan mineral diperoleh dari buah-buahan dan sayuran. Agar makanan yang kita konsumsi lengkap tentunya harus ada karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral dengan seimbang. Sayuran sebagai lauk pauk dapat diolah menjadi berbagai masakan baik sayuran yang berkuah (sayur sup, lodeh, sayur asam dll), tumis (cah jamur, cah kangkung, capcai dll).
2.      Sayuran sebagai penambah selera makan
Untuk menambah selera makan ada sayuran yang disantap dengan aneka sambal baik sayuran segar maupun yang direbus. Bagi sebagian masyarakat petai dan jengkol disukai untuk menambah nafsu makan, menimbulkan rasa enak bila dicampur dengan sayuran lainnya.
3.      Sayuran sebagai makanan pembuka
Disamping sayuran sebagai makanan utama, sayuran juga dapat sebagai makanan pembuka sebelum menu makanan utama disajikan, seperti misalnya salad. Biasanya anak-anak sekarang kurang menyukai sayuran, namun dengan pengolahan sayuran sedemikian rupa, akan menjadi anak-anak menyukai sayuran.
4.      Sayuran sebagai bahan pokok pangan
Biasanya masyarakat selalu mengkonsumsi beras atau jagung, sagu, kentang sesuai dengan kebiasaan masyarakat di daerahnya masing-masing. Dalam mengkonsumsi pangan jangan selalu terpaku pada satu jenis bahan pokok saja tetapi biasakan melakukan diversifikasi pangan. Yaitu seperti mengganti beras dengan kentang atau jenis karbohidrat yang lain. Beberapa literature menyebutkan bahwa kentang adalah pilihan yang paling tepat bagi mereka akan melakukan diet. Ada kelompok masyarakat yang tidak mengkonsumsi makanan yang berasal dari hewani mereka mengkonsumsi berbagai jenis lauk pauk yang hanya berasal dari sayuran. Masyarakat demikian disebut vegetarian, bahkan menjadi kelas sosial sendiri dalam komunitasnya.
5.      Sayuran sebagai bumbu penyedap
Sayuran tidak hanya dimanfaatkan sebagai sumber vitamin, mineral maupun karbohidrat, tetapi sayuran dapat dipergunakan sebagai bumbu penyedap dalam masakan. Seperti misalnya jamur dapat dijadikan sebagai bumbu penyedap dalam masakan karena dalam jamur tersebut terkandung asam amino non esensial (asam glutamate) yang fungsinya sama seperti penyedap dalam bumbu penyedap masakan.
Cabe, bawang merah, bawang putih, seledri, bawang daun, sudah biasa digunakan sebagai penyedap dalam makanan.
6.      Sayuran sebagai minuman
Sayuran dapat dibuat minuman dalam bentuk juice, seperti ketimun, wortel, tomat, dll.

Fungsi Sayuran bagi Kesehatan Tubuh
1.      Membantu sistem pencernaan
2.      Mengurangi berat badan dan mempertahankan berat badan ideal, mencegah obesitas.
3.      Suber vitamin (A, C, E), mineral (Fe, Ca, Zn), serat, protein nabati, karotenoid dan antioksidan mencegah kanker.
4.      Beberapa jenis sayuran memiliki manfaat theurapetik atau preventif terhadap penyakit degenerative dan penyakit yang berkaitan dengan sistem metabolism tubuh.

5.      Sayuran daun berwarna hijau dapat mencegah kebutaan. 

Budidaya Tanaman Kedelai



                                                      Cara Budidaya Tanaman Kedelai

Pemanfaatan lahan sawah beririgasi teknis sampai saat ini masih belum optimal, sebagian masih memiliki pola tanam padi padi bera, dengan demikian indeks perta-naman masih dibawah 300.Sebagian terdapat yang memanfaatkannya dengan pola tanam padi padi padi. Pola tanam yang demikian sangat membahayakan bagi per-kembangan hama dan penyakit tanaman, karena tidak terputusnya siklus hidup OPT padi. Oleh sebab itu sangat dianjurkan pada lahan sawah beririgasi teknis meng-gunakan pula tanam padi padi palawija atau sayuran da-taran rendah.Salah satu tanaman palawija yang dianjurkan adalah kedelai, sehingga pola tanamnya menjadi padi padi kedelai.
Kedelai dianjurkan, sebab dapat diperoleh beberapa keuntungan, yaitu :
a. Dapat meningkatkan pendapatan petani.
b. Menambah kesempatan kerja bagi buruh tani.
c. Mengurangi import kedelai.
d. Menambah kesuburan tanah.
e. Dapat memutuskan siklus hama dan penyakit padi.

Penguasaan teknik bercocok tanam kedelai perlu dikuasai oleh para petani, leaflet ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan pengetahuan petani mengenai budi-daya kedelai.
                                      Sumber. Dokumen PPL Desa Tohpati

Varietas dan Benih
Varietas kedelai yang dianjurkan untuk lahan bekas tanaman padi adalah varietas yang berumur genjah (kurang dari 80 hari) dan berumur sedang (81 89 hari). Tiga belas varietas yang dianjurkan, yaitu : Lokon, Guntur, Tidar, Wilis, Kerinci, Merbabu, Raung, Rinjani, Lompo-batang, Lawu, Tengger, Dieng dan Jayawijaya. Sedangkan varietas local yang dianjurkan antara lain : Gajah, Slawi, TK-5, Loka Brebes dan Lumajang Brewok.
Hal yang perlu diperhatikan secara khusus untuk mendapatkan benih bermutu tinggi adalah sortasi dan penyimpanan benih.Biji terpilih adalah yang sehat, utuh/ bernas dan memiliki daya tumbuh tinggi. Syarat-syarat benih bermutu, yaitu:
a. Murni dan diketahui nama varietasnya.
b. Berdaya kecambah tinggi, yaitu 80 % atau lebih.
c. Memiliki vigor yang baik : tumbuh cepat dan serempak, kecambahnya sehat.
d. Bersih, tidak tercampur dengan biji rumput, kotoran dan biji tanaman lainnya.
e. Sehat, tidak menularkan penyakit, serta tidak terinfeksi cendawan yang menyebabkan busuk.
f. Bernas, tidak keriput dan utuh serta kering.
Keperluan benih per hektarberkisar antara 30 - 50 kg, tergantung pada :
a. Jarak tanam yang digunakan.
b. Ukuran biji ( berat 100 biji)
c. Daya tumbuh benih.

 Pengolahan Tanah
Pada umumnya bertanam kedelai di lahan sawah bekas padi sawah dilakukan tanpa pengolahan tanah.Pengolahan tanah, selain kurang berguna, juga meng-akibatkan penambahan biaya, waktu tanam kedelai ter-lambat dan tanah menjadi kering. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a.      Bila tanah terlalu becek, buat saluran drainase dengan jarak bedengan 3 - 4 m dan panjang disesuaikan dengan petakan, lebar 50 cm, dengan kedalaman antara 30 - 40 cm.
b.      Untuk menekan gulma dan mempertahankan kelembaban, gunakan mulsa (penutup tanah) dari jerami yang dipotong.
Inokulasi Rhizobium
Untuk lahan sawah yang baru pertama kali ditanami kedelai, sebaiknya dilakukan inokulasi Rhizobium, dengan tujuan untuk menumbuhkan bintil pada akar kedelai yang dapat mengikat unsur N dari udara.Caranya :
a.       Ambil tanah bekas pertanaman kedelai.
b.      Keringkan dan tumbuk sampai halus.
c.       Benih kedelai yang akan ditanam dibasahi dulu.
d.      Campurkan tanah halus tersebut dengan benih yang sudah dibasahi, dengan takaran 1 kg tanah untuk 10 kg benih, aduk sampai merata.
Saat ini ada Inokulum Rhizobium yang sudah jadi, dijual dipasaran, yang disebut legin, campurkan benih kedelai yang sudah dibasahi dengan 7,5 gram legin/1kg benih.

Penanaman
Sebaiknya penamanan dengan cara ditugal, dengan urutan sebagai berikut :
a.       Tanah ditugal di dekat tunggul jerami atau diantaranya.
b.      Letakan benih 2 - 3 biji pada lubang tugalan dan tutup dengan tanah atau abu sekam, abu dapur.
c.       Tutup dengan mulsa jerami atau dibiarkan terbuka.
d.      Penyulaman dengan biji sebaiknya dilaksanakan 4 - 7 hari setelah tanam.
e.       Jarak tanam yang dapat digunakan : 25 X 25 Cm, 20 X 20 Cm, atau 30 X 15 cm.

Pemupukan
Waktu dan cara pemupukan, pupuk diberikan tiga kali, yaitu :
a.      Pupuk dasar : diberikan pada saat tugal, dengan cara ditugalkan disamping tugalan biji, dengan dosis sepertiga dari total dosis.
b.      Pupuk susulan I : umur 25 hari setelah tanam, dosis sepertiganya dengan cara dienclo disamping tanaman.
c.      Pupuk susulan II : umur 40 - 45 hari setelah tanam, dosis sepertiganya dengan cara dienclo disamping tanaman.

Apabila air tersedia pada musim kemarau, tanaman kedelai perlu diairi, dengan cara membendung saluran drainase antar bedengan hingga air menggenangi bedengan, kemudian dibuka lagi. Drainase penting, sebab tanaman kedelai tidak tahan terhadap genangan air. Penggenangan dapat dilakukan tiap minggu, atau 5 kali pada umur 0, 14, 28, 42 dan 56 hari setelah tugal, atau 3 kali pada umur 0, 14 dan 28 hari setelah tugal.
 Penyiangan
Penyiangan dilakukan tergantung dari ada/tidaknya dan banyaknya gulma (tanaman pengganggu), apabila diperlukan dapat dilakukan 2 kali, yaitu pada 2 - 4 minggu setelah tanam dan kedua setelah tanaman selesai berbunga.


Hama dan Penyakit
Hama tanaman kedelai umumnya banyak menye-rang bagian batang tanaman muda, daun dan polong. Ham utama tanaman kedelai setelah padi gadu yaitu tikus, ulat grayak dan hama penggerek polong.
a.       Pengendalian hama tanaman yang masih muda.
Hama yang biasa menyerang yaitu lalat kacang atau lalat bibit.Lalat bibit meletakan telurnya pada keeping biji atau daun muda, menetas dan menggerak batang. Penggunaan insektisida Larvin pada benih dapat menekan serangan hama ini, dengan dosis 20 gram/kg benih.
b.      Pengendalian hama daun.
Hama daun terdiri dari berbagai jenis ulat, terutama ulat grayak, aphis dan lalat putih.Pengamatan intensif disertai pencegahan dini sangat diperlukan. Apabila tidak bisa diatasi dengan pencegahan, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan Atabron 50 EC, Matador 25 EC, Bayrusil 250 EC dengan dosis 2 cc/liter air.
c.       Pengendalian hama polong.
Hama polong terdiri dari penggerek polong dan pengisap polong.Pengendaliannya secara preventif dilakukan penyemprotan insektisida pada satu minggu setelah berbunga, dan diulang setiap dua minggu jika terdapat serangan, penyemprotan dihentikan dua minggu sebelum dipanen. Insektisida yang dapat digunakan yaitu : Trebon50 EC, Tamaron 200 LC dan Lannate dengan dosis 2 cc/liter air.
d.      Pengendalian hama tikus
-  Sebelum tanam kedelai, yaitu menjelang panen padi, adakan gerakan pengendalian tikus secara intensif dengan cara gropyokan dan emposan.
-  Lingkungan sekitar tanaman harus bersih, untuk meng- hindari tikus bersarang.
-   Adakan pengemposan dan pengumpanan tikus terus menerus selama pertanaman kedelai.
e.       Pengendalian penyakit
Untuk pengendalian penyakit karat daun dan sclerotium, dapat digunakan fungsidida, seperti Dithane M-45 dengan dosisi 2 gram / liter air.Sedangkan penyakit-penyakit tanaman kedelai yang disebabkan oleh bakteri dan virus masih sulit pengendaliannya, oleh sebab itu sebaiknya dilakukan iradikasi (tanaman yang terserang dicabut dan dibakar) atau memberantas serangga yang merupakan penularnya (vektor).

Panen dan Pasca panen 
Ciri tanaman kedelai yang siap dipanen yaitu daun dan polong menguning. Panen dilakukan denga cara membabad pangkal batang diatas permukaan tanah dengan sabit atau alat khusu lainnya. Berangkasan dijemur sampai kering, setelah kering dipukul-pukul dengan alat pemukul, sampai biji terpisah dari berangkasannya. Kemudian biji dibersihkan (ditampi), selanjutnya dijemur sampai kering betul (kadar air mencapai sekitar 10 - 12 %). Penjemuran harus menggunakan alas, agar kebersihan biji dapat terjamin. Pada umumnya biji (ose) kedelai untuk konsumsi setelah kering disimpan (dikemas) dalam karung, yang terbaik adalah karung goni