Senin, 03 Juli 2017

Aqua-Minaponik Sistem Pertanian Terintegrasi dilahan Urban (Kaji-terap Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Banjarangkan)

KONSEP URBAN FARMING (PERTANIAN PERKOTAAN)

Pengertian Pertanian Urban (Urban Farming)
Pertanian urban adalah praktek budidaya, pemrosesan, dan distribusi bahan pangan  atau di sekitar kota. Pertanian urban juga bisa melibatkan peternakan, budidaya perairan, wanatani, dan hortikultura. Dalam arti luas, pertanian urban mendeskripsikan seluruh sistem produksi pangan yang terjadi di perkotaan. Lahan yang digunakan bisa tanah tempat tinggal (pekarangan, balkon, atau atap- atap bangunan), pinggiran jalan umum, atau tepi sungai.
Definisi Urban Farming yang diberikan FAO, Sebuah industri yang memproduksi, memproses, dan memasarkan produk dan bahan bakar nabati, terutama dalam menanggapi permintaan harian konsumen di dalam perkotaan, yang menerapkan metode produksi intensif, memanfaatkan dan mendaur ulang sumber daya dan limbah perkotaan untuk menghasilkan beragam tanaman dan hewan ternak.
Definisi Urban Farming yang diberikan Council on Agriculture, Science and Technology, (CAST), Mencakup aspek kesehatan lingkungan, remediasi, dan rekreasi.Kebijakan di berbagai kota juga memasukkan aspek keindahan kota dan kelayakan penggunaan tata ruang yang berkelanjutan dalam menerapkan pertanian urban.
Definisi Urban Farming yang diberikan Badan Pusat Statistik, adalah suatu aktivitas pertanian di dalam atau di sekitar perkotaan yang melibatkan keterampilan, keahlian, dan inovasi dalam budidaya dan pengolahan makanan.
Defenisi Urban Farming yang diberikan Balkey M, adalah rantai industri yang memproduksi, memproses dan menjual makanan dan energi untuk memenuhi kebutuhan konsumen kota.


Manfaat Urban Farming
·         Urban farming memberikan konstribusi penyelamatan lingkungan dengan pengelolaan sampah Reuse dan Recyle,
·         Membantu menciptakan kota yang bersih dengan pelaksanaan 3 R (reuse,reduse,recycle) untuk pengelolaan sampah kota,
·         Dapat menghasilkan O2 dan meningkatkan kualitas lingkungan kota,
·         Meningkatkan Estetika kota,
·         Mengurangi biaya dengan penghematan biaya transportasi dan pengemasan,
·         Bahan pangan lebih segar pada saat sampai ke konsumen yang merupakan orang kota,
·         Menjadi penghasilan tambahan penduduk kota.

Model- model Urban Farming
·         Memanfaatkan lahan tidur dan lahan kritis,
·         Memanfaatkan Ruang Terbuka Hijau (Privat dan Publik)
·         Mengoptimalkan kebun sekitar rumah,
·         Menggunakan ruang (verticultur).
·         Aqua-Minaponik (kaji terap BPP. Kecamatan Banjarangkan
Ketahanan Pangan
Pada awalnya konsep ketahanan pangan dibuat dalam konteks yang sempit yaitu ketahanan pangan tidak mensyaratkan untuk melakukan swasembada produksi pangan karena tergantung pada sumberdaya yang dimiliki. Pengertian ketahanan pangan dalam lingkup sempit adalah suatu negara bisa menghasilkan kemudian mengekspor komoditas pertanian yang bernilai ekonomi tinggi dan barang- barang industri kemudian membeli komoditas pangan di pasar internasional. Peran pertanian kota untuk keamanan dan keselamatan pangan dalam dua jalan: Pertama, meningkatkan jumlah makanan yang tersedia bagi orang yang tinggal di kota, Kedua, tersedianya buah- buahan dan sayur- mayur segar untuk konsumen- konsumen kota. Karena itu pertanian kota sebagai promosi penghematan energi produksi makanan lokal, pertanian kota dan pinggiran kota adalah praktek- praktek ketahanan pangan.

Aqua-minaponik
Sistem akuaponik yang banyak diadaptasi oleh para petani saat ini memang memiliki keunggulan atau kelebihan dari sistem tanam lainnya.  Pada sistem akuaponik, aliran air yang kaya akan zat atau unsur hara yang berasal dari media pemeliharan ikan digunakan untuk mengaliri dan memberikan nutrisi pada tanaman hidroponik. Hal ini berdampak baik bagi kedua aspek yakni ikan dan tanaman arena tanaman memperoleh nutrisi dari kotoran ikan sementara air yang nantinya mengalir kembali ke wadah penampungan ikan menjadi lebih bersih. Kotoran yang berasal dari feses, urin dan sisa pakan ikan  merupakan zat sisa yang dapat meracuni ikan dan dapat mengakibatkan kontaminasi jika tidak dihilangkan.
Jadi pada dasarnya, sistem akuaponik menyediakan pupuk cair yang berasal dari kotoran ikan untuk tumbuh kembang tanaman secara hidroponik dan sebaliknya tanaman serta media hidroponik yang diletakkan pada area kolam juga berfungsi sebagai penyaring alami atau biofilter  yang dapat membersihkan air dari kotoran Peran biofiltrasi atau penyaringan secara alami air kotoran tersebut dilakukan oleh bakteri nitrifikasi yang terdapat pada akar tanaman dan media hidroponik yang digunakan. Tanpa adanya bakteri tersebut maka nitrogen dan ammonia yang bersifat racun bagi ikan tidak dapat tersaring dan akibatnya tidak baik bagi pertumbuhan ikan.
Adapun kelebihan dan kekurangan sistem hidroponik ini dapat diketahui dari penjelasan berikut :
Kelebihan sistem akuaponik
1.      Dapat menghemat lahan dan memaksimalkan hasil yang didapat meskipun dilakukan pada lahan yang sempit. Sistem ini dapat dilakukan melalui perencanaan yang matang terlebih dahulu dan menentukan luas lahan yang digunakan.
2.      Pembudidaya dapat menghasilkan dua produk sekaligus yakni ikan yang merupakan sumber protein dan sayuran atau buahan-buahan yang merupakan sumber vitamin dan mineral. Waktu yang digunakan serta lahan pada media aquaponik membuat sistem ini layak untuk diaplikasikan dan dipertimbangkan bagi para petani.
3.      Mengenalkan produk hasil pertanian organik pada masyarakat yang tentunya lebih sehat dan berkualitas karena sistem ini tidak menggunakan bahan kimia sehingga hasil yang diperoleh aman untuk dikonsumsi. Masyarakat tidak perlu khawatir akan kualitas dan sisa residu kimia yang sering terkandung dalam tanaman maupun ikan, karena sistem aquaponik sangat aman untuk digunakan dan tidak tercemar pestisida, pupuk, dan herbisida buatan.
4.      Sistem ini lebih hemat air dibandingkan jenis metode tanam lainnya yakni hanya 10% dari 100% air yang digunakan pada metode tanam konvensional.

5.      Mudah diadaptasi dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan serta luas lahan yang dimiliki. Semua itu dapat dirancang dan diatur dengan baik bagi produksi skala rumah tangga maupun skala besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar